Guru
dihadapkan dengan harapan masyarakat yang terlalu perfeksionis dan berlebihan.
Dalam kondisi yang tidak menentu, masyarakat tetap menuntuk agar guru selalu
memiliki idealisme sebagai figure pengajar dan pendidik yang bersih dari cacat
hukum dan moral. Beban guru ini semakin menjadi berat ketika para siswa
sekarang ini semakin masa bodoh terhadap persoalan-persoalan moral, mereka
terjebak dalam sikap yang serba instan. Akibatnya guru merasa kehilangan cara
yang terbaik dan tidak punya nilai eduktif dalam menanggapi prilaku pelajar.
Mengadapi tantangan dan beban tugas yang sangat berat tersebut, seorang guru
diharapkan untuk lebih meningkatkan profesionalismenya, sehingga ia tidak gagap
ketika mengemban misinya sebagai pemupuk nilai kemanusiaan dan penyubur nilai
moral kepada siswa-siswanya.
Paradigma
ini yang memberikan sebuah isyarat bahwa peran guru pada masa pembangunan
sangat penting dalam rangka membentuk integritas bangsa. Karena bagaimanapun
juga pendidikan yang menjadi pengabdian para guru sangat menentukan
keberhasilan pembangunan. Tanpa pendidikan yang baik tidak akan mungkin tumbuh
bangsa yang baik atau yang cerdas sesuai dengan harapan bangsa yang tertuang
dalam tujuan pendidikan nasional Indonesia.
Profesi
guru meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan
ilmun pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan
keterampilan-keterampilan pada siswa. Mengemban misi tersebut jelas bukan tugas
yang ringan. Selain harus memiliki bekal integritas kepribadian yang tinggi dan
keterampilan mengajar yang bisa diandalkan, guru diharapkan mampu menciptakan
iklim belajar mengajar yang kondusif, sehat dan menyenangkan. Sehingga
berangkat dari profesionalisme ini guru tampil sebagai figure yang benar-benar
mempunyai wibawa, disegani, dan memiliki integritas yang tinggi.
Upaya
guru dalam mempersiapkan anak didiknya terasa lebih penting ketika dihadapkan
pada sebuah realitas kehidupan saat ini yang syarat dengan kompetitip dan
budaya konsumtif. Untuk menghadapi tantangan tersebut seorang guru harus mampu
mencari terobosan dalam membina dan mengajar anak didiknya guna menghadapi
tantangan zaman yang sudah ada di depan mata. Mengembangkan kretivitas mengajar
merupakan salah satu terobosan yang cukup besar, karena kreativitas sangat
besar pengaruhnya dalam kemajuan hidup. Orang yang mempunyai kreativitas
berarti ia harus lincah, kuat mental dan dapat berpikir dari segala arah.
Pada
satu sisi kepribadian seorang guru harus menjadi teladan bagi siswa. Hal ini di
karenakan kepribadian guru mempunyai pengaruh langsung dan komulatif terhadap
perilaku siswa. Prilaku yang terpengaruh itu antara lain: kebiasaan belajar,
disiplin, hasrat belajar, dan motivasi belajar. Yang dimaksud dengan
kepribadian di sini meliputi: pengetahuan, keterampilan dan sikap.Kepribadian
yang ditampilkan oleh guru dalam PBM akan selalu dilihat, diamati dan dinilai
oleh siswa sehingga timbul dalam diri siswa persepsi tertentu tentang
kepribadian guru.
Kepribadian
adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru
sebagai pengembang sumber daya manusia, maka setiap calon guru dan guru
profesional sanagt dihapakan memahami bagaimana karakteristik kepribadian
dirinya yang diperlukan sebagai panutan para siswanya. Secara konstitusional,
guru hendaknya berkepribadian pancasila dalam UUD 1945 yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, disamping ia harus memiliki kualifikasi
sebagai tenaga pengajar.
Kepribadian
guru mempunyai pengaruh langsung dan kumulatif terhadap hidup dan
kebiasaan-kebiasaan belajar para siswa. yang dimaksud dengan kepribadian di
sini meliputi: pengetahuan, keterampilan, sikap, ideal dan juga persepsi yang
dimiliki guru tentang orang lain. Karakteristik guru yang disenangi oleh para
siswa adalah guru-guru yang: domokratis, baik hati, sabar, adil, konsisten,
bersifat terbuka, suka menolong, suka humor, menguasain bahan pelajaran,
fleksibel, dan menaruh minat yang baik terhadap siswanya.
Syah
mengemukakan dua karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan
guru dalam menggeluti profesinya sebagai berikut: pertama fleksibilitas
kognitif guru. Fleksibilitas kognitif merupakan kemampuan berpikir yang diikuti
dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang
fleksibel pada umumnya ditandai dengan keterbukaan berpikir dan beradaptasi,
memiliki daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur dalam
pengamatan dan pengenalan, berpikir kritis. Dalam PBM terdiri atas tiga
dimensi, yakni: 1) dimensi karakteristik guru, 2) dimensi sikap kognitif guru
terhadap siswa, 3) dimensi sikap
kognitif guru terhadap materi pelajaran dan metode mengajar. Kedua keterbukaan
psikologis pribadi guru. Keterbukaan psikologis guru mrupakan dasar kompetensi
profesional keguruan yang harus dimiliki oleh setiap guru, sebab: 1)
keterbukaan psikologis merupakan prasyarat penting yang perlu dimiliki guru
untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain, 2) keterbukaan psikologis
diperlukan untuk menciptakan suasana hubungan antar pribadi guru dan pribadi
siswa yang harmonis, sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan dirinya
secara bebas dan tanpa ganjalan. Guru yang terbuka secara psikologis ditandai
dengan kesediaannya yang relatif tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya dengan
faktor-faktor ekstern antara lain siswa, teman sejawat dan lingkungan
pendidikan tempatnya bekerja, mau menerima kritik secara iklas, memiliki
empati, yakni respon afektif terhadap pengalaman emosional dan perasaan
tertentu orang lain.
Memahami
uraian diatas, betapa besar jasa guru dalam membantu pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik. Mereka memiliki peran dan fungsi yang sangat
penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan
sumber daya manusia, serta mensejahtrakan masyarakat, kemajuan negara dan
bangsa.
Guru
juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi
seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional dan menyenangkan dengan
memposisikan diri sebagai berikut: Pertama, orang tua yang penuh kasih sayang
kepada peserta didiknya. Kedua, teman, tempat mengadu dan mengutarakan perasaan
bagi peserta didik. Ketiga, fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan,
dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan dan bakatnya. Keempat,
Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui
permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya. Kelima,
memupuk rasa percara diri, berani dan bertanggung jawab. Keenam, membiasakan
peserta didik untuk saling berhubungan dengan orang lain secara wajar. Ketujuh,
mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain dan
lingkungannya. Kedelapan, mengembangkan kreativitas. Kesembilan, menjadi
pembantu ketika diperlukan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2012, Pengertian Guru Profesional. Tersedia
Pada http
://www.psychologymania.com/2013/04/pengertian-guru-profesional.html.
(diakses tanggal 9 Desember 2013).
Sophia. 2010, "Kepribadian Guru". Tersedia
Pada http://eviesophia.blogspot.com/p/kepribadian-guru.html.
(diakses tanggal 9 Desember 2013).
thank you for your participation, so that it can help me ...
BalasHapusKreativitas sangat penting dalam kehidupan. Kreativitas tidak hanya bermanfaat bagi siswa itu sendiri, tetapi juga dapat diberikan kepada masyarakat luas. Sehingga guru akan membantu peserta didik untuk mengembangkan kreatifitasnya. terima kasih mas admin, dalam setiap peserta anak didik memang berbeda, kami para guru les privat ke rumah di depok selalu memperhatikan bakat maupun karakteristik pada peserta didik kami.
BalasHapus